Bismillahirohmanirahim 🍁 🌻
Imam
Syafi’i adalah adalah seorang ulama besar yang banyak melakukan dialog
dan pandai dalam berdebat. Sampai2 Harun bin Sa’id berkata :
“Seandainya
Syafi’i berdebat untuk mempertahankan pendapat bahwa tiang yang pada
aslinya terbuat dari besi adalah terbuat dari kayu niscaya dia akan
menang, karena kepandainnya dalam berdebat”. (Manaqib Aimmah Arbaah hlm.
109 oleh Ibnu Abdil Hadi).
Boleh saja berdebat, baik dengan
lawan ataupun kawan, namun semuanya harus dalam rangka nasehat dan
mencari kebenaran, bukan kemenangan. Inilah salah satu adab mulia dalam
dialog atau debat yang seharusnya kita perhatikan bersama, apalagi
akhir-akhir ini semakin marak dialog dan debat di sana sini.
Imam Syafi’i berkata :
مَا نَاظَرْتُ أَحَدًا قَطُّ عَلَى الْغَلَبَةِ
“Aku tidak pernah berdebat untuk mencari kemenangan” [Tawali Ta’sis hlm.113 oleh Ibnu Hajar]
Namun, jika yang kita hadapi ternyata adalah orang2 jahil, maka lain perkaranya. Bahkan Imam Syafi'i rahimahullah berkata :
"Aku
MAMPU BERHUJAH dengan 10 orang yang BERILMU, tetapi aku PASTI KALAH
dengan SEORANG YANG JAHIL, karena orang yang jahil itu TIDAK PERNAH
FAHAM LANDASAN ILMU."
Maka dari itu, kita mending MENGALAH saja
dengan orang yang jahil. Jika tidak, maka kita akan sama2 TURUT JAHIL.
Maka DIAM saja itu PENYELAMAT, daripada diteruskan saling berbantahan
yang TIADA KESUDAHAN.
Lengkapnya dari Imam Syafi'i Rahimahullah dalam SIKAP MENGHADAPI ORANG-ORANG JAHIL :
ﺍِﺫَﺍ ﻧَﻄَﻖَ ﺍﻟﺴَّﻔِﻴْﻪُ ﻭَﺗُﺠِﻴْﺒُﻬُﻔَﺦٌﺮْﻳَ ﻣِﻦْ ﺍِﺟَﺎﺑَﺘِﻪِ ﺍﻟﺴُّﻜُﻮْﺕُ
"Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam, tidak menanggapi"
ﻓَﺎِﻥْ ﻛَﻠِﻤَﺘَﻪُ ﻓَﺮَّﺟْﺖَ ﻋَﻨْﻬُﻮَﺍِﻥْ ﺧَﻠَّﻴْﺘُﻪُ ﻛَﻤَﺪًﺍ ﻳَﻤُﻮْﺕُ
"Apabila kamu melayani, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati"
ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ ﺳَﻜَﺖَّ ﻭَﻗَﺪْ ﺧُﻮْﺻِﻤَﺖْ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻬُﻤْﺎِﻥَّ ﺍﻟْﺠَﻮَﺍﺏَ ﻟِﺒَﺎﺏِ ﺍﻟﺸَّﺮِ ﻣِﻔْﺘَﺎﺡُ
"Apabila ada orang bertanya kepadaku,“jika ditantang oleh musuh, apakah engkau diam ??”
Jawabku kepadanya : “Sesungguhnya untuk menangkal pintu-pintu kejahatan itu ada kuncinya.”
ﻭَﺍﻟﺼُّﻤْﺖُ ﻋَﻦْ ﺟَﺎﻫِﻞٍ ﺃَﻭْ ﺃَﺣْﻤَﻖٍ ﺷَﺮَﻓٌﻮَﻓِﻴْﻪِ ﺃَﻳْﻀًﺎ ﻟِﺼَﻮْﻥِ ﺍﻟْﻌِﺮْﺽِ ﺍِﺻْﻠَﺎﺡُ
"Sikap diam terhadap orang yang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah suatu kebaikan"
Lalu Imam Syafi'i berkata :
ﻭَﺍﻟﻜَﻠﺐُ ﻳُﺨْﺴَﻰ ﻟَﻌَﻤْﺮِﻯْ ﻭَﻫُﻮَ ﻧَﺒَّﺎﺡُ
"Apakah
kamu tidak melihat bahwa seekor singa itu ditakuti lantaran ia pendiam
?? Sedangkan seekor anjing dibuat permainan karena ia suka menggonggong
??"
[“Diwan As-Syafi’i” karya Yusuf Asy-Syekh Muhammad Al-Baqa’i]
Beliau rahimahullah menambahkan :
"Orang pandir mencercaku dengan kata-kata jelek
Maka
aku tidak ingin untuk menjawabnya. Dia bertambah pandir dan aku
bertambah lembut, seperti kayu wangi yang dibakar malah menambah wangi"
[Diwan Asy-Syafi’i hal. 156]
Maka : Tidak perlu kita berdebat
dengan orang2 yang nantinya hanya akan menghinakan diri kita sendiri,
bahkan bisa jadi juga menghinakan para ulama.
Untuk itu Imam Syafi'i berkata kepada orang jahil yang menantangnya berdebat :
"Berkatalah
sekehendakmu untuk menghina kehormatanku, toh diamku dari orang hina
adalah suatu jawaban. Bukanlah artinya aku tidak mempunyai jawaban,
tetapi tidak pantas bagi Singa meladeni anjing"
Dan Nabi Muhammad shållallåhu ‘alayhi wa sallam juga telah bersabda :
“Aku
akan menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi orang yang meninggalkan
debat meskipun dia berada dalam pihak yang benar. Dan aku menjamin
sebuah rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun
dalam keadaan bercanda. Dan aku akan menjamin sebuah rumah di bagian
teratas surga bagi orang yang membaguskan akhlaknya.” [HR. Abu Dawud
dalam Kitab al-Adab, hadits no 4167. Dihasankan oleh al-Albani dalam
as-Shahihah [273] as-Syamilah].
Sudaraku.. Berdebat tidaklah
terlarang secara mutlak, karena terkadang untuk meluruskan sebuah
syubhat memang harus dilalui dengan berdebat. Dan debat itu terkadang
terpuji, terkadang tercela, terkadang membawa mafsadat (kerusakan), dan
terkadang membawa mashlahat (kebaikan), terkadang merupakan sesuatu yang
haq dan terkadang merupakan sesuatu yang bathil. Namun jika debat
dilakukan orang jahil, maka jelas hanya mafsadat-lah yang akan tertampil
sebagai hasil.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ
"Jadilah
engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
berpalinglah dari orang-orang yang jahil" (QS. Al-A’raf: 199)
Semoga bermanfaat. Hanya pada Allaah kita memohon petunjuk.
Wallahu Ta'ala A'lam bish showaab.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KHUTBAH JUM'AH
NASAB HABIB BA ALAWI SEPERTI MALAM LIKURAN
Para habaib sering mengungkapkan narasi bahwa, nasab para habib Ba Alawi sudah terang benderang bagaikan matahari di sianghari. Jika di sian...
-
UMUR NU BAROKAH مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًامِنْ اَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ "Saha jalma anu ka-ayaan dina poe ieu leuwih alus tiba...
-
Bismillahirohmanirahim 🍁 🌻 Imam Syafi’i adalah adalah seorang ulama besar yang banyak melakukan dialog dan pandai dalam berdebat. S...
-
Kesempurnaan Konsep Takhalli, Tahalli dan Tajalli Tasawuf adalah salah satu diantara khazanah tradisi dan warisan keilmuan islam yang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar