Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 31-33
Maqolah 31-33
31. Tiga Cara Mencapai Zuhud - Atsar Ibrahim bin Adham ra.
بِثَلَاثَةِ اَشْيَاءَ : رَاَيْتُ الْقَبْرَ مُوْحِشًا وَلَيْسَ مَعِى مُؤْنِسًا وَرَاَيْتُ طَرِيْقًا طَوِيْلًا وَلَيْسَ مَعِى زَادٌوَرَاَيْتُ الْجَبَّارَ قَاضِيًا وَلَيْسَ لِى حُجَّةٌ
Diriwayatkan dari Ibrahim bin Ad ham ra. seseorang bertanya kepada beliau, ``Bagaimana caranya kamu mencapai Zuhud ? `` Maka jawabnya :
``Dengan riga perkara, ``Aku melihat kuburan itu menjadi negeri, sedang aku belum mendapatkan pelipur, aku melihat jalan yang panjang, sedang aku belum mempunyai bekal, dan aku melihat Allah Yang Maha Perkasa akan mengadili, sedang aku belum mempunyai alasan.``
Keterangan :
Ibrahim bin Adham adalah seorang raja, yang meninggalkan kerajaannya, lalu ia bersungguh-sungguh dalam beribadah di Mekkah dan di beberapa negeri Islam.
Di dalam Risalah Al Kusairiyah disebutkan, bahwa ia adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Mansyur putra seorang raja dari negeri Balkan. Ketika pada suatu hari ia pergi berburu ke hutan, ia menemukan seekor musang atau kelinci. Saat ia sedang mengejarnya tiba-tiba terdengarlah suara Hatif (suara tanpa rupa) yang berseru, `Hai Ibrahim, apakah untuk ini (berburu) engkau diciptakan ? Apakah engkau diperintahkan untuk berburu ?`. Kemudian Hatif itu menyeru lagi di sekitar pelana kudanya, `Demi Allah, bukan untuk ini engkau diciptakan dan bukan untuk ini engkau diperintah. `
Lalu ia turun dari kudanya dan menemui seorang pengmis penggembala milik ayahnya. Kemudian ia mengambil baju jubbah milik penggembala itu yang terbuat dari bulu dan mengenakannya serta menyerahkan kudanya dengan segala kelengkapannya. Setelah itu ia termasuk ke pedalaman kemudian dia pergi ke Mekkah. Di Mekkah sana ia bersahabat dengan Sufyan Tsaury dan Fudhail bin I`ad, lalu ia pergi ke Negeri Syam (Syiria). Ia makan dan minum dengan hasil keringat sendiri seperti mengetam, upah memelihara kebun, dan sebagainya.
32. Cara Bersikap Ramah Kepada Allah SWT. - Atsar Sufyan Ats Tsauri ra,
اَنْ لَا تَسْتَأْنِسَ بِكُلِّ وَجْهٍ صَبِيْحٍ لَا بِصَوْتٍ طَيِّبٍ وَلَا بِلِسَانٍ فَصِيْحٍ
Dari Sufyan Ats Tsauri, bahwa beliau pernah ditanya tentang apa dan bagaimana caranya bersikap ramah kepada Allah SWT. Maka jawabnya :
``Yaitu agar tidak bersikap ramah kepada setiap wajah yang ceria, tidak kepada setiap suara manis, dan tidak kepada ucapan yang indah. ``
33. Bagian Dari Kalimat Zuhud - Atsar Ibnu Abbas ra.
اَلزُّهْدُ ثَلَاثَةُ اَحْرُفٍ : زَايٌ وَهَاءٌ وَدَالٌ , فَالزَّايُ زَادٌ لِلْمَعَادِ وَالْهَاءُ هُدًى لِلْدِّيْنَ وَالدَّالُ دَوَامٌ عَلَى الطَّاعَةِ
Sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnu Abbas ra. dalam perkataannya berikut ini :
``Kalimat zuhud itu terdiri dari tiga huruf yaitu Za`, Ha` dan Dal. Huruf Za` berarti ``Zaadun Lil Ma`aad`` (bekal menuju akhirat). Huruf Ha` berarti ``Hidayah``(menuju agama). Dan huruf Dal berarti ``Dawwamun `Alath Thaa`ah`` (tetap dalam ketaatan).``
Keterangan :
Orang yang zuhud akan selalu beramal saleh untuk bekal hidup di akhirat. Orang yang zuhud akan selalu mengikuti petunjuk Allah dan memberikan petunjuk kepada orang lainke arah yang benar. Dan orang yang zuhud akan selalu taat kepada Allah dan Rasul-nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar