Jumat, 24 Juni 2022

Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 55

 

Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 55

Maqolah 55 Bagian Kedua: Perkara perkara yang Harus Dijuluki Orang Beriman - Atsar Malik bin Dinar ra

اِحْبِسْ ثَلَاثًا بِثَلَاثٍ حَتَّى تَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ : الْكِبْرُ بِالتَّوَاضُعِ  وَالْحِرْصَ بِالْقَنَاعَةِ وَالْحَسَدَ بِالنَّصِيْحَةِ

Diriwayatkan dari Malik bin Dinar ra. ia berkata sebagai berikut :

"Agar anda termasuk golongan orang orang yang beriman, maka hindarilah tiga sikap dengan tiga cara yaitu, hindarilah sikap sombong dengan cara tawadhu`, hindarilah sikap tamak dengan cara qana`ah dan hindarilah sikap dengki dengan cara nasihat."

لَا يَجْتَمِعُ فِى جَوْفِ عَبْدٍ : اَلْاِيْمَانُ وَالْحَسَدُ

Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW. Telah diterangkan :

"Tidak akan bersatu (untuk selamanya) antara iman dan dengki di dalam rongga seorang hamba."

مَدَارَتُهُ شَفَّتْ وَعَزَّ نَوَالُهَا # وَدَارَيْتُ كُلَّ النَّاسِ لَكِنَّ حَاسِدِ اِذَا كَانَ لَا يَرْضِيْهِ اِلَّا زَوَالُهَ # وَكَيْفَ يُدَارِىْ الْمَرْءُ جَاسِدَ نِعْمَةٍ

Salah seorang penyair juga telah menyatakan dari Baha Thawil sebagai berikut :

"Setiap orang dapat kubuat puas, tetapi orang yang dengki kepadaku, sulitlah bagiku membuatnya puas, dan berat rasanya mencapai kepuasan itu. "

رُؤَيَةُ النَّفْسِ بِعَيْنِ اْلعِزِّوَ رُؤْيَةُ اْلغَيْرِ بِعَيْنِ اْلحَقَارَةِ

Keterangan :

"Takabur ialah memandang diri sendiri dengan pandangan bahwa dirinya mulia/gagah dan memandang orang lain dengan pandangan bahwa orang itu hina/lemah."

Adapun tawadhu adalah kebalikanya :

اَلْإِجْتِهَادُ فِى شَيْءٍ يَطْلُبُهُ : اَلْحَرِيْصُ

"Bersungguh-sungguh dalam mencari sesuatu."

اَلرِّ ضَابِاْلقِسْمَةِ : اَلْقَنَاعَةُ

"Senang terhadap pemberian Allah."

تَمِنِّىْ زَوَالِ نِعْمَةِ الْمَحْسُوْدِ اِلَى الْحَاسِدِ : الْحَسَدُ

"Mengharapkan hilangnya kenikmatan orang lain, agar berpindah dan sebagainya."

اَلدُّعَاءُاِلَى مَافِيْهِ الصَّلَاحُ وَالنَّهْيُ عَمَّافِيْهِ الْفَسَادُ : اَلنَّصِيْحَةُ

"Menyeru orang lain kepada kebaikan dan melarang orang lain kepada kerusakan."

وَفِى الْحَدِيْثِ : لَايَجْتَمِعُ فِى جَوْفِ عَبْدٍ اَلْإِيْمَانُ وَالْحَسَدُ

Dalam sebuah hadits disebutkan : "Iman dan hasud tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba."

Jadi, jika seorang itu beriman maka tidak akan hasud (iri) didalam dirinya dan jika ia hasud maka hilanglah imannya ketika itu. Jika hasudnya hilang, maka imannya kembali datang. Ketahuilah bahwa iman itu kadang-kadang يَزِ يْدُ  bertambah, kadang-kadang = يَنْقُصُ berkurang atau kadang-kadang = يَذْ هَبَ  menghilang.

Kuat dan lemahnya iman dapat dilihat dari kuat dan lemahnya amal saleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AH

NASAB HABIB BA ALAWI SEPERTI MALAM LIKURAN

Para habaib sering mengungkapkan narasi bahwa, nasab para habib Ba Alawi sudah terang benderang bagaikan matahari di sianghari. Jika di sian...